Artikel ini menjelaskan Peran Cloud Computing dalam menunjang pendidikan jarak jauh berbasis digital atau sering disebut belajar daring.
Cloud computing adalah teknologi terbaru yang memanfaatkan jaringan internet dan model penyewaan infrastruktur teknologi informasi yang mengedepankan kemudahan serta minimalisasi biaya.
Kemudahan yang ditawarkan ialah dalam pengelolaan infrastruktur teknologi informasi seperti server, gudang data, dan pendistribusian konten. Dalam segi biaya, cloud computing menerapkan model pembayaran berdasarkan pemakaian. Sehingga, pengguna layanan hanya perlu membayar untuk sumber daya yang digunakan dan tidak ada kontrak yang mengikat seperti pada layanan penyewaan infrastruktur klasik.
Pendidikan Jarak Jauh berbasis digital adalah proses belajar dan mengajar dengan memanfaatkan media internet. Media-media tersebut baik menggunakan media sosial, konferensi video, learning managements system (LMS), hingga menggunakan teknologi Artificial Intelligent, Machine Learning, dan Internet of Things.
Dosen Teknik Elektro Universitas Malikussaleh Dr Taufiq mengatakan, saat ini belajar tidak hanya dalam ruangan tetapi juga dapat dilakukan di mana saja.
“Kita sekarang sudah masuk dalam masa merdeka belajar yang sesungguhnya. Kita boleh belajar di mana saja baik rumah, di pantai, di gunung, di warung kopi atau kafe, dan di mana saja asal tersedia jaringan internet. Ditambah dengan minat serta kesungguhan dalam membaca materi pembelajaran,” ujar lulusan doktor Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara itu.
Kemudahan yang telah ada ini sebaiknya jangan disia-siakan, tambahnya, terlebih bagi peserta didik baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi.
“Belajar juga sekarang sudah mulai dari mesin ke mesin, machine-to-machine, sudah ada internet of things, dan semuanya menjadi big data,” ungkapnya.
Namun demikian, lanjutnya, manusia tetap tidak boleh lupa diri meskipun teknologi sudah canggih. Manusia tetap harus mendidik diri sendiri, kerabat, serta keluarga agar tetap berakhlak yang baik. Sehingga, mesin bukan pengganti manusia, tetapi menjadi solusi untuk pekerjaan manusia.
“Teknologi mulai untuk bekerja, lalu belajar, semua sudah digital. Namun, makan minum tetap analog.” pungkasnya dengan kalimat filosofis, dalam sela-sela diskusi beberapa waktu lalu.
Sementara itu, sebuah artikel berita CNBC Indonesia yang dipublikasi tanggal 31 Desember 2020 menyebutkan, pertama dalam sejarah sekolah tutup dan beralih ke online. Semua itu akibat pandemi covid-19 yang melanda dunia. Pendidikan jarak jauh adalah solusi pencegahan penyebaran virus tersebut.
Aplikasi pembelajaran daring pun populer digunakan. Mengutip Tempo.co ada beberapa nama aplikasi yang digunakan di Indonesia. Ada Zenius, Rumah Belajar, Ruangguru, Quipper, dan Pahamify. Aplikasi tersebut siap pakai dan ada yang gratis. Pemakaian aplikasi sosial media pun digunakan, misalnya WhatsApp.
Sementara aplikasi milik raksasa teknologi informasi Google dan Microsoft yaitu Google Classroom dan Microsoft Classroom juga banyak digunakan. Untuk sesi pertemuan daring secara siaran langsung, penggunaan aplikasi Zoom dan Google Meet yang populer. Ini berdasarkan data dari berbagai sumber.
Lembaga pendidikan baik sekolah maupun perguruan tinggi juga harus memiliki platform belajar yang dijalankan sendiri. Hal ini karena aplikasi milik pihak ketiga terbatas fitur dan harus mengikuti kebijakan masing-masing penyedia. Selain itu, juga terdapat pembatasan teknis tertentu. Misalnya, saat menggunakan Google Classroom maka atau Microsoft Classroom, apabila pengguna tidak memiliki akun pada layanan utama mereka maka tidak dapat digunakan. Selain itu, pengurusan lisensi juga memerlukan biaya dan proses panjang.
Penggunaan platform open-source alias sumber terbuka menjadi solusi. Menurut Znet, ada dua LMS open-source yang populer yaitu Moodle dan Canvas LMS. Kedua LMS ini juga banyak digunakan di Indonesia.
Penggunaan self-hosted LMS ini tentu akan membutuhkan infrastruktur dan SDM pengelolaan. Namun hal itu tidak perlu dikhawatirkan. Peran cloud computing hadir di sini sebagai solusi tepat.
Teknologi dapat membantu dunia pendidikan mulai dari implementasi LMS open-source itu dengan mudah dan hemat biaya. Selain itu, manfaat cloud computing dalam pendidikan jarak jauh dengan LMSnya pun banyak.
Sala satunya adalah kemudahan dalam hal skalabilitas. Contoh kasus, sebuah LMS milik sekolah menengah digunakan oleh siswa sebanyak 950 siswa dan 99 guru. Dalam proses belajar harian, pengguna LMS tersebut hanya aktif rata-rata 20 orang dalam 5 menit terakhir. Dengan sebuah server dual core dan RAM 4GB, LMS tersebut tidak masalah dengan kondisi ini.
Namun masalah sebenarnya datang. Saat ujian dilaksanakan, pengguna dalam satu waktu naik menjadi 50 orang. Server tersebut kemudian mengalami hang, lambat hingga tidak dapat diakses. Siswa pun mengeluh hingga tidak dapat menyelesaikan ujian.
Pada teknologi cloud computing, hal tersebut dapat dihindari. Saat menggunakan server cloud, kapasitas server saat ujian dapat dinaikkan menjadi spesifikasi yang lebih dari semulas. Proses peningkatan itu tidak perlu konfigurasi yang rumit, hanya dengan beberapa klik saja. Saat sudah selesai, spesifikasi kembali diturunkan.
Dengan adanya model seperti ini, maka penggunaan teknologi digital menjadi solusi tanpa masalah tambahan. Di sisi biaya, teknologi cloud juga memiliki kontrol sehingga tidak akan terjadi pemborosan.
Itu adalah salah satu contoh saja peran teknologi cloud computing dalam menunjang pendidikan jarak jauh. Banyak kasus lain yang dapat diatasi, mulai dari keterbatasan sumber daya manusia hingga masalah kebijakan yang harus dijalankan.
Referensi :
https://archive.is/Yml4C
https://archive.is/bUXdD
https://archive.is/I9DMc
Artikelnya sangat bagus memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang Peran Cloud Computing dalam Menunjang Pendidikan Jarak Jauh Berbasis Digital. Tak hanya itu, artikel ini membantu saya dan kawan-kawan mengenal pendidikan jarak jauh berbasis digital beserta aplikasi yang sedang trend digunakan selama pembelajaran daring.