Categories: Jaringan

128 Kbps Itu Cepat

Rasanya tidak akan habis membahas masalah koneksi internet di Indonesia tercinta ini, mulai dari mahalnya bandwitdh, fair usage policy, kuota kecil volume based serta masalah kualitas sinyal wirelesss. Rasanya sampai saat ini banyak orang yang mengeluh karena itu, dan tak lain kadang teman-teman saya sendiri sehingga saya menulis postingan tentang tips agar koneksi internet cepat dan stabil dan saya lebih merekomendasikan volume based, kenapa? Karena tentu saja pihak operator lebih memprioritaskan paket volume based, karena mereka pebisnis. Semakin cepat koneksi semakin cepat habis paket dan semakin cepat kita isi pulsa. Itulah realita dan kenyataan.

Sekarang saya ingin menjelaskan atau lebih tepat memaparkan pendapat saya dari judul di atas, kenapa 128 kbps atau kilo bits per second itu cepat, dan mungkin ini koneksi yang sangat lambat menurut sebagian orang. Namun tidak bagi saya, bandwidth sebesar itu lah yang cepat. Tapi dengan syarat, bandwidth sebesar itu ialah pure bandwitdh alias dedicated 128 kbps yang artinya kita memang benar-benar mendapatkan sebesar itu. Koneksi dedicated lebih stabil apalagi jika upload dan download-nya 1:1, lain hal dengan koneksi up to, dimana kita tidak jelas mendapatkan bandwitdh berapa dan hanya ada satu kejelasan yaitu kita dapat masksimal, misal up to 3 mbps berarti kita maksimal dapat segitu, minimalnya? Tidak ada. Kalau demikian mendingan koneksi kita 128kbps dengan kualitas lebih baik dan stabil serta ping dan latency yang rendah dan sangat cocok untuk bermain game online sekalipun game internasional. Namun jika lebih dari 128kbps ada, itu lebih baik apalagi bisa sampai 1 mbps. Namun ingat harga bandwidth ini tidak main-main, 1 mbps 1,7 Juta itu termasuk murah. Bandingkan dengan up to yang hanya 400 ribuan.

Orang Indonesia terkadang hanya memikirkan akses cepat, atau loading cepat sehingga muncul istilah “lola” yang akronim dari “loading lambat”. Karena orang Indonesia ingin cuma “cepat” atau “loading-nya cepat” tanpa memikirkan jaminan lebar pita yang diberikan, sehingga kosekuensinya menjadi bahan permainan bisnis operator. Banyak orang yang tertipu iklan provider yang menawarkan kecepatan yang cepat, misal 7,2 mbps dengan teknologi 3,5 G atau HSDPA dengan harga yang murah. Namun ingat, koneksi tersebut up to yang artinya “hingga” dan kita punya kesempatan mendapatkan lebar pita “sampai dengan” 7,2 mbps, namun kita harus bertarung dengan ratusan pengguna dalam satu jarinagn diwliayah tertantu agar dapat segitu dan itu jarang terjadi. Satu pengguna biasanya mendapatkan bandwidth sekitar 512kbps dan itupun tidak stabil, dan hanya didapat kalau download. Namun jika menggunakan paket volume based, kita punya kesempatan menikmati samapi 1mbps lebih dan itu sudah lumayan.

Dilain hal, seperti warnet atau hotspot bayaran sys admin biasanya menggunakan proxy untuk menghemat bandwidth dengan melakukan caching besar-besaran bahkan video YouTube pun di cache. Teknik ini sangat cocok dilakukan di Indonesia mengingat orang kita hanya membuka situs-situs hiburan atau jejaring sosial dan kebanyakan membuka situs yang sama dan berulang. Namun caching hanya untuk http, jika kita pakai https maka file yang di transfer dengan protokol tersebut tidak di cache. Namun ada sebagian admin yang nakal melakukan bumping untuk https dan itu merugikan pengguna sebab kemanan akses tidak ada dan sangat berbahya jika melakukan transaksi online atau mengunggah/unduh foto pribadi seperti di Facebook.

Jadi apa yang terbaik? yang terbaik ialah yang nyata, lebih baik menggunakan volume based yang lebih stabil dan hemat pemakaian dengan memasang adblock serta proxy lokal di komputer, squid sebagai engine populer proxy cache tersedia untuk versi windows.

 

Riza Mirza

Riza Mirza, seorang dosen, praktisi IT, dan jurnalis. Alumni S1 Informatika Universitas Almuslim dan S2 Teknologi Informasi Universitas Malikussaleh. Anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan pengurus perwakilan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Lhokseumawe - Aceh Utara.

View Comments

Recent Posts

Tanda Tangan Digital: Inovasi untuk Kemudahan Birokrasi

Penggunaan teknologi semakin meluas, termasuk dalam hal tanda tangan. Dahulu, tanda tangan dianggap sebagai identitas…

10 bulan ago

Dampak Negatif dan Bahaya Plagiarisme bagi Mahasiswa dalam Membuat Tugas

Plagiarisme, tindakan menyalin atau mengambil karya orang lain tanpa memberikan kredit yang sesuai, merupakan masalah…

11 bulan ago

Smart TV: Teknologi Canggih dengan Pro dan Kontra

Dalam era digital yang terus berkembang, perangkat pintar semakin merambah kehidupan sehari-hari. Salah satu perangkat…

1 tahun ago

Era ‘Mobile Computing’ untuk Kemudahan Peradaban Manusia

Mobile computing adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan komputer atau perangkat elektronik untuk beroperasi…

1 tahun ago

Pentingnya Teknologi VPN untuk Jurnalis

Pada zaman digital seperti saat ini, jurnalis tidak lagi harus mengumpulkan informasi dari sumber-sumber yang…

2 tahun ago

Teknologi DNS Pribadi: Solusi Keamanan Data Pengguna

Dalam era digital saat ini, internet telah menjadi bagian penting dari kehidupan kita. Hampir semua…

2 tahun ago

This website uses cookies.